12.1.09

PERANG ALFUR'QAN, PERANG PERTAMA Palestina – Israel

Muhammad Abu Rasyid
Setelah 14 hari perang Al-Furqan digelar, militer Israel tidak berhasil mewujudkan 5 prioritas yang mereka inginkan; yakni target politik dan target militer. Kecuali hanya membunuh sebanyak mungkin warga sipil dan anak-anak. Roket perlawanan Palestina makin gencar menyerang Israel.

Pasukan Israel menyerang wilayah-wilayah kosong dan sudut kota. Sejak Senin pekan
lalu Israel berusaha merangsek masuk Jalur Gaza namun menghadapi perlawanan Palestina yang sangat tangguh. Perang ini telah memberikan pengaruh besar di level politik dan militer. Militer Israel terus menyerang sipil Palestina dan tidak akan bisa keluar dari dilematisnya sekarang kecuali apabila komitmen dengan syarat-syarat gencatan senjata; yakni membuka perlintasan-perlintasan di sekitar Jalur Gaza terutama Rafah.

Perang Al-Furqan (Pembeda) adalah perang pertama Palestina dengan Israel:
- Ini perang antara dua pihak; pihak yang menyerang yakni Israel dan pihak yang membela diri yakni pasukan perlawanan Palestina terutama Hamas. Operasi sebelumnya hanya operasi “fidaeyah” serangan atau pembelaan lokal, namun tidak berujung kepada perang.

- Pertama kalinya Israel berusaha menyerang wilayah Palestina dan gagal. Semua kejahatan Israel sejak tahun 1948 dan sebelumnya dimana Yahudi menyerang dan menguasai sejumlah wilayah dikosongkan dari warga Palestina dengan membunuh atau dengan mengusirnya. Bahkan hingga pada saat dibentuk pasukan organisir yang bertanggungjawab menjaga wilayah Palestina seperti pasukan Mesir, mereka tidak bertahan baik di tahun 1956 atau 67.
- Dalam perang ini pihak Palestina berpegang teguh kepada Allah, kemudian terhadap kepercayaan diri. Di level militer, kita dicengangkan oleh faksi-faksi perlawanan dalam produksi senjata mereka secara lokal. Jenisnya banyak dan jarak tempuhnya dikembangkan. Hebatnya, itu dikembangan di bawah tanah dan tanpa bantuan ahli dari Jerman atau lainnya. Bahkan tanpa memotong dan memangkas anggaran pendidikan dan kesehatan. Sungguh sebuah kebanggan baik Palestina, Arab dan Muslim.

- Roket-roket perlawanan Palestina sudah menembus wilayah-wilayah Israel yang menciptakan krisis seperti di Asqelan, Asdod, Berseba. Kota-kota ini belum pernah merasakan pahit perang sejak dulu. Tiba-tiba kota-kota ini digempur dengan 700 – 800 roket pertama kali. Aktifitas bisnis dan pendidikan dihentikan segera. Bahkan ini pertama kalinya dalam konflik Arab Israel dimana roket Palestina bisa menembus ke pangkalan udara militer Israel Hatsarem dan Tel Nov, pangkalang militer udara Israel terbesar. Israel tidak pernah bermimpin roket Palestina menembus kota-kota itu.

- Ketegaran rakyat Palestina tidak pernah setegar ini. Ya, manusia pasti menangis karena kehilangan kekasihnya dari keluarga dan anak-anak. Namun itu bukan tangis keluh kesah, penolakan dan penyesalan. Kita tidak pernah dengar seorang warga Palestina mengatakan “kenapa kita tidak memperpanjang gencatan senjata” mereka tidak pernah mengecam dan mencela perlawanan Palestina. Mereka menuduh Hamas bertanggungjawab sama saja menuduh rakyat Palestina.

- Ini pertama kalinya dalam konflik Arab Israel dimana rakyat Palestina tidak peduli dengan keputusan DK PBB. Pertama kali Palestina dan Arab belajar keputusan DK PBB adalah keputuan 242 dan 194 dan lain-lain. Namun kali ini, perlawanan Palestina terutama Hamas menyambut keptuusan ini dengan dingin dan menyatakan bahwa hal itu tidak sesuai dengan cita-cita rakyat Palestina. Sementara Abbas yang habis masa jabatannya sejak 9 Januari 2009 dan antek-anteknya menyambut keputusan itu dengan menyambutnya dengan baik.

- Sikap pemerintah Arab resmi berbeda kali ini. Tidak ada dukungan tidak dana. Yang bisa mereka lakukan hanya ke DK PBB. Keluarnya keputusan DK PBB bukan sebuah capaian. Setelah sepekan ramai di DK PBB, Menlu AS tidak melibatkan Amr Mosa dan Menlu Qatar dalam pertemuan DK PBB.

- Sementara Mesir, kalau tidak diberitahu soal detail peristiwa perang, mereka tidak akan mengumumkan perang dari kantor presiden. Kalau Mesir tidak menutup Rafah maka kita tidak akan percaya bahwa Mesir mengatakan kepada delegasi Eropa bahwa Hamas tidak boleh menang. Mesir menegaskan bahwa hak Israel untuk menyetujui siapa yang masuk ke Jalur Gaza. Artinya menurut Mesir, Israel memiliki hak terhadap orang yang masuk Jalur Gaza. Mesir melarang di saat perang masuknya sipil ke wilayah mereka dan ini bertentangan dengan undang-undang inetrnasional. Anehnya, Menlu Mesir menyatakan akan mematahkan kaki warga Palestina yang masuk melalui perbatasan. Mesir hanya menunggu hancurnya Hamas. (bn-bsyr)

Misy’al: Israel, Kalian Perpendek Umur Kalian



Damaskus – Infopalestina: Khalid Misy’al, ketua biro politik Hamas menegaskan bahwa kejahatan Israel di Jalur Gaza gagal total mewujudkan tujuannya. Ia mengisyaratkan bahwa Israel dalam perangnya kali ini telah menciptakan perlawanan di semua rumah di semua negara. Padahal mereka ingin menghabisi perlawanan itu sendiri.

Perang atas umat
Dalam TV yang disiarkan pada Sabtu (10/1) di hari ke 15 perang Israel ke Jalur Gaza, Misy’al mengatakan, harus disadari bahwa perang yang disebut Israel sebagai perang atas Hamas tidaklah benar sebab, bukan saja perang terhadap siapapun yang memiliki senjata di Jalur Gaza, namun perang terhadap semua rakyat Palestina. Bahkan jika diamati kedahsyatan perang ini, maka perlawanan di Jalur Gaza adalah yang paling penting dalam publik Palestina. Ia adalah perang terhadap masalah Palestina dan bangsa Arab semuanya. Ia menegaskan bahwa perang ini bertujuan untuk memaksa Palestina dan memaksakan syarat-syarat kekalahan serta memaksa kita melakukan perundingan dan perdamaian yang hina berdasarkan keinginan Israel dan Amerika.

Perlawanan baik-baik saja dan akan menang

Misy’al memberikan kabar gembira kepada bangsa Arab dan umat Islam bahwa perlawanan di Jalur Gaza baik-baik saja. Ia menegaskan bahwa Israel berusaha menjadikan Jalur Gaza sebagai panggung sandiwara untuk mengembalikan kekuatan Israel di sana. Namun Israel dikagetkan dengan perlawanan Palestina yang begitu tangguh di Gaza. Bahkan perlawanan di Jalur Gaza akan menang.

Ia mengisyaratkan bahwa sebuah pangkalan militer udara Israel di Makhayim mendapatkan serangan peledakan oleh roket perlawanan Palestina pada Sabtu sore kemarin. Padahal jarak dengan Jalur Gaza adalah 50 km. Bahkan sejumlah serangan perlawanan Palestina berhasil mengubah rute pesawat tempur Israel setelah mereka berhasil menyerang dengan roketnya.

Ia menegaskan bahwa perang yang begitu kuat sekarang dan memakan korban banyak di pihak Palestina akan memperkuat perlawanan dalam menuntut permintaan mereka. Sebabnya, perjuangan ini pasti akan dibalas dengan kemenangan dan pembebasan blokade dari Jalur Gaza.

Tujuan Israel tidak tercapai

Misy’al menegaskan bahwa serangan Israel ke Jalur Gaza gagal dalam mencapai tujuannya yang ditegaskan sejak awal. Mereka ingin menghentikan kekuasaan Hamas di Jalur Gaza dan perlawanan di sana. Namun itu tidak tercapai. Sebab roket perlawanan Palestina hingga sekarang tidak berhenti.

Ia melanjutkan bahwa Israel berhasil namun sangat keberhasilan yang sangat hina sebab mereka melakukan kejahatan terhadap anak-anak dan wanita serta merusak bangunan dan infrastruktur.

Misyal menegaskan kepada Israel, “dengan kalian membunuh anak-anak dan wanita serta orang tidak bersalah dan menenggelamkan Jalur Gaza dalam darah sesungguhnya kalian ingin mendapatkan dukungan dari rakyat kalian dalam pemilu mendatang. Kalian juga gagal dakam membentuk opini dunia. Karena kalian menciptakan perlawanan di seluruh rumah di dunia ini. Bahkan rakyat Arab tidak akan mau menerima perundingan dengan Israel.

Prakarsa gencatan senjata

Soal gencatan senjata seperti gagasan Mesir, Perancis, Suriah, Turki dan keputusan DK PBB no 1870, Misyal menegaskan bahwa semua gagasan itu disampaikan ketika rakyat Palestina dan perlawanannya dengan tegar menghadapi kejahatan Israel sementara Israel gagal. Ketika mereka dan Amerika melihat bahaya perlawanan Palestina, maka mereka menerapkan keputusan DK PBB itu. Setelah keganasan Israel begitu jelas, maka Amerika berusaha memaksa Israel menerapkan keputusan tersebut.

Ia menegaskan bahwa Israel harus menghentikan kejahatan sebelum meminta kepada perlawanan menghentikan serangan roketnya. Sebab rakyat Palestina dalam hal ini hanya korban. Israel harus menarik diri dari Jalur Gaza, membebaskan blokade, sebab blokade inilah yang telah menciptakan ledakan di kawasan, kemudian membuka perlintasan di sekitar Jalur Gaza. Itulah tuntutan rakyat Palestina.

Kami tidak terima gencatan senjata permanen

Khalid Misy’al menegaskan bahwa gerakan Hamas tidak akan menerima gencatan senjata permanen. Sebab ia mengandung perampasan hak terhadap rakyat Palestina dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah. Selama ada penjajahan maka harus ada perlawanan. Perlawanan tidak berhenti dengan bantuan kemanusiaan. Tapi perlawanan berhenti dengan berhentinya penjajahan.

Hamas juga menolak pasukan internasional ke Jalur Gaza sebab itu dilakukan dalam rangka menjaga keamanan Israel dan memukul perlawanan. Hamas menilai bahwa pasukan internasional akan memaksakan rakyat Palestina sebagaimana pasukan penjajah.

Soal perlintasan Rafah, Misyal menegaskan bahwa sudah saatnya mengembalikan kesepakatan perlintasan Rafah. Seharusnya Abbas mengatakan kepada dunia bahwa pihaknya ingin saling memahami aspirasi Palestina dengan Hamas di Gaza dalam menangani perlintasan Rafah termasuk dengan Mesir dan Eropa.

Kepada dunia Arab, Misyal menyerukan, jika kalian membiarkan rakyat Palestina dan mengecam kami maka kalian salah besar. Karenanya segeralah mengoreksi kesalahan ini. Bangsa Arab harus membela rakyat Palestina setelah kejahatan Israel dan kemenangan perlawanan Palestina. Kalian jangan lagi bekerja sama dengan para pembunuh dan para thagut. Setelah DK PBB gagal menghentikan Israel dalam kejahatannya, seharusnya kalian sadar bahwa yang kalian bela seharusnya adalah Palestina.” (bn-bsyr)